مَن أصيبَ بمصيبةٍ ، فذَكَرَ مصيبتَهُ ، فأحدَثَ استرجاعًا ، وإن تقادمَ عَهْدُها ، كتبَ اللَّهُ لَهُ منَ الأجرِ مثلَهُ يومَ أصيبَ
“Siapa yang pernah tertimpa suatu musibah. Kemudian setelah itu ia teringat musibah tersebut dan ia mengucapkan istirja' (innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'un) walaupun sudah lama berlalu, maka Allah akan mencatat pahala baginya semisal yang ia dapatkan ketika mendapat musibah”
جاءَ رجلٌ إلى النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ ، فقالَ : أرأيتَ رجلًا غزا يلتمسُ الأجرَ والذِّكرَ ، ما لَهُ ؟ فقالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ : لا شيءَ لَهُ فأعادَها ثلاثَ مرَّاتٍ ، يقولُ لَهُ رسولُ اللَّهِ : لا شيءَ لَهُ ثمَّ قالَ : إنَّ اللَّهَ لا يقبلُ منَ العملِ إلَّا ما كانَ لَهُ خالصًا ، وابتغيَ بِهِ وجهُهُ
“Datang seorang lelaki ia berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika ada seorang yang berperang untuk mendapat pahala sekaligusnya juga mencari nama, apa yang ia dapatkan? Nabi bersabda: dia tidak dapat apa-apa. Penanya tadi mengulang pertanyaannya 3x. Maka Nabi tetap mengatakan: ia tidak dapat apa-apa. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: Allah tidak menerima amalan kecuali yang ikhlas dan hanya mengharap wajah-Nya”
جاءَ رجلٌ إلى النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ ، فقالَ : أرأيتَ رجلًا غزا يلتمسُ الأجرَ والذِّكرَ ، ما لَهُ ؟ فقالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ : لا شيءَ لَهُ فأعادَها ثلاثَ مرَّاتٍ ، يقولُ لَهُ رسولُ اللَّهِ : لا شيءَ لَهُ ثمَّ قالَ : إنَّ اللَّهَ لا يقبلُ منَ العملِ إلَّا ما كانَ لَهُ خالصًا ، وابتغيَ بِهِ وجهُهُ
“Datang seorang lelaki ia berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika ada seorang yang berperang untuk mendapat pahala sekaligusnya juga mencari nama, apa yang ia dapatkan? Nabi bersabda: dia tidak dapat apa-apa. Penanya tadi mengulang pertanyaannya 3x. Maka Nabi tetap mengatakan: ia tidak dapat apa-apa. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: Allah tidak menerima amalan kecuali yang ikhlas dan hanya mengharap wajah-Nya”
الزَّمانُ قَدِ اسْتَدارَ كَهَيْئَتِهِ يَومَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَواتِ والأرْضَ، السَّنَةُ اثْنا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْها أرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاثَةٌ مُتَوالِياتٌ: ذُو القَعْدَةِ وذُو الحِجَّةِ والمُحَرَّمُ، ورَجَبُ مُضَرَ، الذي بيْنَ جُمادَى وشَعْبانَ
“Waktu telah berputar sebagaimana adanya sekarang sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Dan satu tahun itu dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan saling berturutan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Satu lagi adalah bulan Rajab yang terletak antara bulan Jumada (Tsani) dan Sya’ban”
أنَّ امْرَأَةً قالَتْ لِعائِشَةَ: أتَجْزِي إحْدانا صَلاتَها إذا طَهُرَتْ؟ فقالَتْ: أحَرُورِيَّةٌ أنْتِ؟ كُنَّا نَحِيضُ مع النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فلا يَأْمُرُنا به أوْ قالَتْ: فلا نَفْعَلُهُ
“Datang seorang wanita lalu bertanya kepada 'Aisyah: Apakah kami perlu mengganti shalat kami ketika sudah suci?” ‘Aisyah menjawab, “Apakah engkau seorang wanita Haruriyah (Khawarij)? Dahulu kami mengalami haid di masa Nabi shallallahu‘alaihi wasallam, namun beliau tidak memerintahkan kami untuk menggantinya. Atau 'Aisyah mengatakan: kami tidak pernah melakukannya”